Senin, 05 Maret 2012

Tegangan Permukaan


LAPORAN PRAKTIKUM
IPA 1
“TEGANGAN PERMUKAAN”







 

Oleh :
Kelompok IV





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HALAMAN PENGESAHAN
“TEGANGAN PERMUKAAN”

Oleh:
Kelompok IV
Yogyakarta,  8 Desember 2011
Anggota:
Nama
Anifatur Rosidah
Wiwik Susilowati
Novika Lestari handayani
Istika Arum
Siti Sulastri
Vidya Putri Sukmasari

Diserahkan pada tanggal…………………………………………..jam……………

Mengetahui :
Dosen Pembimbing/Asisten Praktikum

              
                                                                     (……………………………………….)







A.    Judul
Pengaruh Variasi Jenis  Air dan Massa Jenis terhadap Tegangan Permukaan Zat Cair
B.     Tujuan
1.      Mengetahui pengaruh variasi zat cair atau larutan terhadap tegangan permukaan
2.      Mengetahui pengaruh jenis uang logam (massa jenis) terhadap tegangan permukaan zat cair
C.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengaruh variasi jenis zat cair atau larutan terhadap tegangan permukaan?
2.      Bagaimana pengaruh jenis uang logam(massa jenis) terhadap tegangan permukaan zat cair?
D.    Hipotesis
1.      Uang logam akan terapung pada air biasa dan akan tenggelam pada air yang telah ditambahkan zat terlarut(sunlight, sampoo, sabun cair)
2.      Semakin besar massa jenis benda yang diletakkan di atas permukaan zat cair maka tegangan permukaan zat cair semakin berkurang dan menyebabkan benda tenggelam.
E.     Tinjauan Pustaka
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis).  Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang,sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Contoh yang menarik tetes air cenderung berbentuk seperti balon (yang merupakan gambaran luas minimum sebuah volum) dengan zat cair berada di tengahnya. Hal yang sama terjadi pada jarum baja yang memiliki rapat massa lebih besar dari air tapi dapat mengambang di permukaan zat cair.  Fenomena ini terjadi karena selaput zat cair dalam kondisi tegang, tegangan fluida ini bekerja paralel terhadap permukaan dan timbul dari adanya gaya tarik menarik antara molekulnya.
Pnyebab terjadinya tegangan permukaan dapat digambarkan sebagai berikut: Partikel A dalam zat cair ditarik oleh gaya sama besar ke segala arah oleh partikel-partikel di dekatnya.Partikel B di permukaan zat cair hanya ditarik oleh partikel-partikel disamping dan dibawahnya,hingga pada permukaan zat cair terjadi tarikan ke bawah.
Salah satu sifat permukaan adalah tegangan permukaan. Tegangan permukaan disebabkan adanya kecenderungan permukaan cairan untuk memperkecil luas permukaan Secara spontan. Pada tingkat molecular hal ini dapt dijelaskan sebagai berikut: molekul yang ada di dalam cairan akan mengalami gaya tarik menarik (gaya van der walls)yang sama besarnya ke segala arah.tetapi, molekul [pada permukaan cairan akan mengalami gaya resultan yang mengarah ke dalam cairan dan akibatnya molekul di permukaan cenderung untuk meninggalkan permukaan masuk ke dalam cairan sehingga permukaan cairan cenderung untuk menyusut. Hal ini pulalah yang menyebabkan butiran cairan atau gelombang gas cenderung untuk membentuk lingkaran.Tegangan permukaan yang dapat diukur bukan hanya tegangan permukaan antara permukaan gas dan cairan,tetapi juga tegangan permukaan antara permukaan dua cairan.Tegangan permukaan merupakan sifat dari cairan terhadap udara sehingga membuatnya bertindak seolah-olah dilapisi oleh selaput tipis.Molekul di dalam cairan saling berinteraksi satu sama lain dengan molekulmolekul lain dari segala sisi, sedangkan molekul di sepanjang permukaan hanyadipengaruhi oleh molekul yang berada di bawahnya
Tegangan permukaan juga merupakan sifat fisik yang berhubungan dengan gaya antarmolekul dalam cairan dan didefinisikan sebagai hambatan peningkatan luas permukaan cairan. Awalnya tegangan permukaan didefinisikan pada antarmuka cairan dan gas. Namun, tegangan yang mirip juga ada pada antarmuka cairan-cairan, atau padatan dan gas. Tegangan semacam ini secara umum disebut dengan tegangan antarmuka. Tarikan antarmolekul dalam dua fas dan tegangan permukaan di antarmuka antara dua jenis partikel ini akan menurun bila tempeartur menurun. Tegangan antarmuka juga bergantung pada struktur zat yang terlibat. Molekul dalam cairan ditarik oleh molekul di sekitarnya secara homogen ke segala arah. Namun, molekul di permukaan hanya ditarik ke dalam oleh molekul yang di dalam dan dengan demikian luas permukaan cenderung berkurang. Inilah asal mula teori tegangan permukaan. Bentuk tetesan keringat maupun tetesan merkuri adalah akibat adanya tegangan permukaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energi kinetik molekul.
Zat terlarut (Solut)

Seindah Senyum Ibunda


Seindah Senyum Ibunda
            Dari waktu ke waktu, kasurku semakin tipis. Dia tak dapat bertahan lama karena badanku dengan berat 50 kg ini tak ingin lama-lama berpisah dengannya. Mengapa aku seperti ini? Ya tentu saja karena suatu hal yang sangat beralasan. Ketika aku merasa sehat tak pernah aku kangen dengan kasurku. Namun sakit tlah membuatku harus selalu melekat dengan kasurku yang kian hari kian tipis.
            Aku memang bandel, bebal, tak bisa diingatkan. Hari-hariku selalu sibuk, bahkan perut sendiri sering tak dihiraukan bila saatnya harus diisi. Mengisinya hanya saat aku ingat saja. Teman-teman kostku mungkin sudah muak melihatku berangkat jam 6.50 dan selalu kembali ke kost lewat jam 8 malam dengan wajah muram, tubuh lemas, dan bawaan tas gendong berisi buku-buku tebal. Aku lelah, apalagi orang lain yang mengamati dan mengingatkanku mungkin akan lebih lelah dariku.
            Kuliah tak hanya kuliah. Hidup berorganisasi sudah menjadi bagian dari hidup yang tak dapat terpisahkan denganku. Sejak SD aku memang telah aktif berorganisasi. Aku tlah banyak menggeluti berbagai macam organisasi yang menemani pengalaman hidupku. Mulai dari pramuka, bola volley, KIR, rohis, Study Club. Semasa kuliah aku juga tengah bergelut di sebuah kepengurusan HIMA, UKM Penelitian, jurnalistik, KMNU. Hingga menjadi  guru ngaji pun aku selami salama hampir 1,5 tahun menjadi mahasiswa.
            Tak jarang aku tiba-tiba sakit, namun sakit yang sering menjangkiti kadang hanya pusing atau maagh. Yach…sudah biasa bagiku semua itu.
***

            Namun pada Sabtu senja, 1 Oktober 2011 aku merasakan sakit yang seolah rasa sakit tersebut menjalar ke seluruh tubuhku. Tergolek lemah di kasur kecilku. Sahabatku memasuki kamar dan mulai berceloteh “Pasti telat makan lagi”. Aku bosan tapi aku rindu. Aku bosan orang lain seringkali mengingatkanku perkara “makan”. Namun aku rindu seseorang mengucap itu padaku. Aku bosan sahabatku mulai berkata “Kau sich terlalu kecapekan, banyak agenda, terlalu sibuk.” Aku bosan kata-kata itu diucap sahabatku. Namun aku rindu. Aku rindu seseorang menasehatiku seperti itu. Bukan aku tak menghargai sahabatku, tapi aku bosan situasi ini karena aku rindu seseorang saat aku tergolek lemas tak berdaya di kasur kecilku.
            Seseorang di nun jauh sana. Sejak aku jarang bertemu. Kadang 3 atau 4 bulan sekali aku bertemu dengannya. Dia adalah seseorang yang sangat aku rindu nasehatnya. Dia wanita lembut dan perkasa yang kala aku di kampung saat mudik, selalu mendapat perhatiannya. Walau tak jarang dia memarahi namun itu tak pantas jika dikata “memarahi”, lebih tepatnya “menasehati’. Aku rindu saat dia menasehatiku soal persahabatan, bersosial di masyarakat, masalah hidup dan sebagainya.
          

Kamis, 17 November 2011

Matahari di Balik Awan

Matahari di balik Awan
            Sederet rumus-rumus memenuhi papan tulis hari ini. Suhu ruangan hampir mencapai 310C membuat para mahasiswa aktif mengkibas-kibaskan buku demi mengurangi rasa gerah. Siang ini AC mati dan yang paling membuat suasana semakin gerah karena dosennya tak kalah garang wajahnya jika disbandingkan dengan wajah artis cantik Meriam Belina. Usai mata kuliah kimia-fisika, para mahasiswa keluar kelas dengan wajah lesu.
            “Bri, besok ada pesta meriah, di rumah Faisal. Mau ikutan?”, ajak seorang mahasiswa pada sahabat di sebelahnya. Namun sahabat tadi hanya diam, raut wajahnya Nampak menyimpan beban berat yang sulit ditebak. Tubuh kuatnya kini lemas terduduk sperti tak berdaya, seperti tak ada gairah hidup.
            “Briyo, kamu ada masalah apa? Tak biasanya kamu lemah, lemas, dan lesu seperti ini. Aku yakin jika ikutan night party ini kamu bisa lebih rileks, sejenak kamu dapat melepaskan beban-beban masalahmu Yo..hahaha”
            “Cukup Wo, Aku lagi tidak ingin membahas party…party apan. Buang-buang dhuit saja kamu ini.”, jawab Briyo lalu pergi meninggalkan Dewo.
Dedaunan di halaman kampus berguguran dan terik matahari menyengat. Siang ini terasa panas, tak seperti biasanya. Mungkin pertanda musim kering kemarau tiba. Mahasiswa jurusan Fisika itu berjalan melewati deretan pohon-pohon ketapang yang menutupi terik matahari. Sudah cukup untuk berlindung diri dari panas. Sedari tadi, ia hanya melihat kalender di HPnya dan sesekali mengerutkan dahinya. Tiba-tiba Briyo berhenti di suatu kios kecil yang sepi pembeli. Ia mengambil Koran dan langsung membuka halaman tengah tepatnya halaman lowongan pekerjaan.
            “Harian Jogja cuma Rp 2.000,00 kok Mas.”
            “Iya Pak. Oh ya Pak, kok kios Bapak sepi, biasanya kios yang menjual es, gorengan, dilengkapi pula bacaan seperti ini rame.”
            “Wah Mas, namanya usaha itu ya ada pasang surutnya. Hari ini mungkin belum untung, tapi kemarin Alhamdulillah kios ini rame.”
Mahasiswa berbadan kekar dan tinggi itu tersenyum dan seolah ia mendapatkan ide. Sembari membolak-balik Koran, ia terus bertukar pendapat dengan pedagang kios kecil itu. Serasa panas siang itu tak dirasa olehnya.
***
            Seorang mahasiswa asli Padang yang kerap dipanggil Briyo ini adalah dari keluarga terpandang. Ayahnya seorang pengusaha di perusahaan ternama di kota Padang. Sedangkan ibunya adalah ibu RT tepanya adalah ibu rumah tangga. Orang tua berkehendak ia menjadi seorang master lulusan Universitas terkenal di kota Yogyakarta dengan predikat cumlaude yang nantinya jadi dosen di Univ itu. Kakak perempuannya kini telah menempuh S2 di Jerman dan adim laki-lakinya masih kelas 2 SMA.

Mahligai Asa

Mahligai Asa

Detik demi detik t’lah kau lewati
Bersama seribu warna bersemi
Warna suka duka, hitam putih
Demi menyelami hidup
Ntuk menggapai mahligai asa

Putaran roda waktu
Membawamu berselancar damai
Tak peduli batu sandungan
Tak mengenal tanjakan tajam
Kerikil penghambat lepas terpental oleh bara semangatmu

Roda kehidupan t’rus berputar
Walau puncak asamu melangit tinggi di angkasa
Meski tubuh lemah tak berdaya
Saat detik-detik keputus asaan menerpa
Hati meronta, jiwa rapuh
Namun Tuhan mengetuk hatimu
Kau bangkit
Menepis awan hitam penyelimut kecerahan
Membuang bercak noda penutup putihnya hati

Engkau teguh mengejar cerahnya asa dan citamu
Menerjang karang penghalang
Mengembara, menggapai mahligai asa
Demi meraih puncak Ridlo Sang Pencipta